ISLAM DAN PENDIDIKAN MULTIKULTUR DI INDONESIA (Menggagas Pendidikan ber-Wawasan Kebangsaan yang Egaliter, Humanis, dan Inklusif)
Abstract
Indonesia dengan keragaman etnis, budaya, tradisi, kelompok-kelompok sosial, agama, dan sebagainya, di satu sisi memang telah memunculkan kekayaan dinamisitas keberagaman budaya dan peradaban positif; namun pada sisi lain, hal tersebut suatu saat bisa saja justru menjadi pemicu konflik dan perpecahan, jika tidak dikelola dan di manaj secara baik, arif, dan komprehensip. Oleh karena itu, pendidikan multikultur di Indonesia, barangkali tidak hanya didiskusikan sebatas diskursus akademis semata, namun harus menjadi sebuah tuntutan bahkan kebutuhan mendesak untuk segera diimplementasikan dalam ranah yang lebih konkrit dan luas —antara lain pada dunia pendidikan. Pendidikan multikultur adalah reformasi dan sekaligus proses pendidikan yang menanamkan nilai-nilai dan keyakinan kepada siswa akan pentingnya mengakui keunikan identitas tiap-tiap etnis, kelompok budaya, maupun kelompok sosial lainnya. Paling tidak ada lima cakupan pokok dalam pendidikan multikultur, yaitu: (1) Promosi untuk memperkuat keragaman budaya, (2) promosi bagi HAM dan menghargai orang lain yang berbeda, (3) promosi untuk melakukan pilihan hidup alternatif bagi setiap orang, (4) promosi perlunya keadilan sosial dan kesempatan yang sama bagi setiap orang, dan (5) promosi akan pentingnya kesamaan dan distribusi kekuasaan antar berbagai kelompok sosial.
Kata Kunci:
Islam-pendidikan multikultur- egaliter- humanis-inklusif
Downloads
References
F. Hanurawan, & P. Waterworth, Multicultural Perspectives in Indonesia Sosial Studies and Student Prejudice Reduction, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 4, 1997.
H.A.R. Tilaar, Multikulturalisme Tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional, Jakarta: PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2004.
J. Banks, Multicultural Education: Historical development, dimensions, and Practice, dalam Review of Research in Education, 19, 1994.
Jawa Pos, 18 April 2007.
M. Syafii Anwar, Menggali Kearifan Pesantren untuk Multikulturalisme, dalam Al-Wasathiyyah, Vol. 01, No. 01 Februari 2006.
Marzuki Wahid, dalam Tashwirul Afkar, No. 11, 2001.
Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan, 1999.
Masdar F. Mas’udi, Mengenal Pemikiran Kitab Kuning, dalam Pergulatan Dunia Pesantren: Membangun dari Bawah, M. Dawam Rahardjo (ed.), Jakarta: Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), 1985.
Muhaemin El-Ma'hady, Multikulturalisme dan Pendidikan Multikultural, dalam http://artikel.us/muhaemin, 2004.
Parsudi Suparlan, Menuju Masyarakat Indonesia Yang Multikultural, dalam Jurnal Antropologi Indonesia, No. 69, 2002.
Said Agil Siradj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial, Bandung: Mizan, 2006.
Syafiq Hasyim, Belajar Multikulturalisme dari Pesantren, dalam Jurnal Al-Wasathiyyah, Vol. 1, No. 1, Februari 2006.
Sutandyo Wignyosubroto, “Pluralitas dalam Realitas Kehidupan Nasional (dengan Berbagai Permasalahan SARA-nya), Pluralisme dan Persatuan Indonesia”, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional “Konsep SARA dalam Tinjauan”, Surabaya: Kosmopolit, 1998.
Thoha Hamim, Islam dan Hubungan Antar Umat Beragama” dalam FORMA, Surabaya: Majalah Mahasiswa Fak. Ushuluddin IAIN Sunan Ampel, Edisi XXVI, 2001.
Widja, I.G. dan K. Putra, ”Pendidikan Multikultur” makalah disajikan dalam Konvensi Nasional pendidikan Indonesia V, Surabaya: 5-9 Oktober 2004.
Zakiyuddin Baidhawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2005.
__________________, “Ber-Islam di Era Multikultural”, dalam http://islamlib.com.